Minyak Goreng Masih Langka Dan Mahal Ya Bu
antara minyak goreng, bio fuel dan gurihnya dollar
Hari ini ada pengumuman di daerah saya,
pengumuman datang dari kelurahan setempat dan di teruskan melalui RW dan RT di lingkup derah kelurahan tersebut, yang mengumumkan bahwa ada penjualan minyak goreng, bertempat di aula kelurahan.
ketua RT,
meneruskan informasi dari kelurahan,,,
untuk pembelian minyak goreng di kelurahan, harus ambil kupon yang bisa di ambil di ketua RT masing masing domisili, jatah 40 kupon per RT, yang di bagikan pagi ini oleh pamor kelurahan tersebut.
jangan sampai lupa bawa fhoto copy kartu keluarga satu lembar.
setiap warga, akan di jadwal waktu pembelian minyak gorengnya di kelurahan, misal RT 01 mendapat jadwal pembelian dari jam 09:00WIB sampai dengan jam 10:00WIB, dan seterusnya.
setiap warga mendapat jatah 2 liter minyak goreng.
minyak goreng dihargai 14 ribu rupiah per liternya
speakless sih denger berita itu,
warga harus memenuhi beberapa syarat untuk mendapatkan dua liter minyak goreng yang di bandrol 28 ribu rupiah, dan harus antri, belum lagi jumlah kupon yang terbatas, bawa fhoto copy kartu keluarga pula.
minyak goreng yang dalam keadaan normal harganya 13 ribu per liter,beda harga dua ribu perak saja dalam acara operasi pasar yang di gelar di kelurahan
infonya, kegiatan ini ada, berkat kerjasama antara pemkot dengan dua perusahaan swasta.
apa hanya ini penanggulangan kelangkaan minyak goreng yang sedang melanda.
Nasib rakyat tidak mampu,
bagaimana dengan masyarakat yang benar benar tidak mampu, tidak punya uang untuk membeli minyak goreng,
apalagi kegiatan itu berlabel operasi pasar,serta di selenggarakan oleh pemkot,dan di praktekkan di kelurahan, bagian dari pemerintah,,
oh my,,
you have an idea...
apa sih yang menyebabkan minyak goreng langka?
banyak media media berita, yang menulis penyebab kelangkaan minyak goreng berbahan baku kelapa sawit ini.
mereka memberitakan penyebab kelangkaan minyak goreng di indonesia ini, khususnya di wilayah jawa barat ini, ialah,,,,
terjadi penimbunan barang, dalam kasus ini penimbunan minyak goreng, yang banyak di lakukan oleh oknum oknum pengusaha.
kecurangan oknum distributor,
mungkin alasan kedua ini tidak jauh berbeda dengan alasan ke satu, karena distributor juga ada kemungkinan menimbun juga, dan bisa memilih pangsa pasar yang di salurkannya.
sebagai contoh, mereka enggan menyalurkan minyak goreng ke ritel pasar modern, dan lebih menyukai menyalurkan minyak goreng ke pasar pasar tradisional,
alasannya sederhana, agar bisa menjual lebih mahal.
terjadi panic buying di masyarakat,
agak susah juga menelusuri panic buying yang terjadi di masyarakat, yang banyak di beritakan di media media berita tentang penyebab alsasan kelangkaan minyak goreng ini,
karena jika ada panic buying yang ada di masyarakat, harus ada faktor pemicunya,
apa faktor pemicunya?
lagi lagi pandemi covid19 menjadi kambing hitamnya,
di katakan, semenjak adanya pembatasan sosial yang di berlakukan pemerintah dalam rangka menanggulangi virus covid19, masyarakat cenderung memborong barang dalam jumlah banyak, sekedar untuk stock di rumah.
ohh gitu yaaa...
yang jelas,
analisa yang menyatakan adanya panic buying di masyarakat sehingga menyebabkan minyak goreng langka itu, tidak mewawancarai masyarakat masyarakat yang terimbas oleh peraturan pemerintah untuk penanggulangan pandemi covid19.
bagaimana mereka mau borong minyak goreng, kalau buat kebutuhan sehari hari saja sudah susah.
Ada juga yang menganalisa,
bahwa kelangkaan minyak goreng, di sebabkan oleh pembagian kuota CPO sebagai bahan baku minyak goreng, berbagi dengan bio fuel, sebagai bahan bakar alternatif solar, yang bahan baku dari bio fuel tersebut, menggunakan CPO juga dari kelapa sawit.
export cpo |
Penyebab langkanya minyak goreng,
ada satu yang jarang di terangkan oleh media media berita...
Di saat harga CPO sedang tinggi di dunia, seperti saat ini, oknum pengusaha lebih menyukai mengexport CPO ke luar negri dari pada mengolahnya menjadi minyak goreng, atau pun bio fuel.
karena sudah banyak pengusaha pengusaha yang mempunyai pabrik minyak sawit, juga mempunyai perkebunan kelapa sawit sekaligus pabrik CPO.
karena mereka tidak lagi memikirkan biaya produksi lagi, untuk mengolah CPO menjadi minyak goreng.
setidaknya itu yang saya temui di saat bekerja di salah satu pabrik pengolahan minyak goreng sawit dan bio fuel.
Bila harga CPO sedang bagus,
mereka enggan mengirim CPO ke pabrik minyak goreng sawit,
akibatnya, saat itu produksi stop, bukan di karenakan kehabisan CPO, tapi karena CPO di buang ke luar negri, tergiur oleh harga tinggi.
walau pun ada yang di kirim ke pabrik minyak goreng sawit, di pastikan kualitas CPO nya kualitas tidak bagus.
setidaknya itu yang sudah saya alami.
Mudah mudahan situasi kelangkaan minyak goreng ini cepat berlalu,
karena kalau berlarut larut, kedelai pun akan cemburu, dan menaikkan harganya kembali,
kalau sudah begitu,,,,,
rakyat pun akan mengadu ngadu,,
''kok rakyat melulu yang susah dahulu,,,,,''