Jangan Bangga Dulu Di Panggil Haji
peraturan Staatsblad, hingga sekarang masih ada
Pernah kepikiran tidak sih,
kenapa di indonesia, orang pulang beribadah haji pasti dapat gelar haji di depan namanya,,
misal namanya iqbal, lalu menunaikan ibadah haji, pas pulang ke indonesia namanya akan bertambah menjadi H.iqbal (haji iqbal).
juga, kenapa kok zaman sahabat nabi muhammad tidak ada yang pakai gelar haji di depan namanya,
kita belum pernah mendengar, atau melihat tulisan nama Umar Bin Khottob sahabat nabi di tulis di buku buku sejarah atau kitab kitab mana pun sahabat nabi tersebut di panggil atau di tulis H.Umar Bin Khottob ( Haji Umar Bin Khottob),
pun demikian Abu Bakar assiddiq, tidak pernah di panggil H.Abu Bakar Assiddiq (Haji Abu Bakar Assiddiq).
Demikian juga di negara negara lainnya, tidak ada embel embel haji (H) walau mereka sudah menunaikan ibadah haji.
ternyata gelar haji (H) hanya ada di indonesia,
kenapa demikian, apa sebabnya?
Dahulu di zaman penjajahan belanda, orang pergi haji sangat berat tantangannya, mereka harus mempersiapkan jiwa dan raga, yang karena waktu itu, bila sudah niat pergi menunaikan ibadah haji, mereka akan menempuh perjalanan yang sangat lama, karena harus pergi menggunakan kapal laut yang waktu perjalanannya memakan waktu enam bulan.
meski begitu, mereka tetap pergi untuk menunaikan ibadah haji.
karena lamanya perjalanan,
tak jarang mereka menetap dulu di tanah suci, untuk menimba ilmu di tanah kelahiran rosullulloh, setelah sudah puas belajar ilmu agama islam di mekkah dan madinah, mereka kembali ke tanah kelahirannya, dengan pemikiran, dan cara berfikir yang baru, dan mencoba menerapkannya di tempat asalnya,yaitu nusantara atau indonesia.
tak jarang setelah sekembalinya dari tanah suci banyak pergerakkan pergerakkan yang di pelopori oleh orang yang baru pulang dari tanah suci.
sebut saja tokoh indonesia seperti,,,
KH.Ahmad Dahlan, sekembalinya dari ibadah haji beliau mendirikan muhammadiyah,
KH.Hasyim Asy'ari, sepulangnya dari ibadah haji mendirikan Nahdatul Ulama,
Samanhudi, kembalinya ke tanah air, mendirikan Sarekat Dagang Islam,
Hos Cokrominoto, mendirikan Sarekat Islam, sekembalinya dari ibadah haji,
Ki Hajar Dewantara, menjadi aktivis pendidikan,
KH.Nur Ali, mengkordinir perlawanan dengan penjajah, sekembalinya dari belajar dan berhaji.
dan banyak lagi tokoh tokoh yang sekembalinya mereka dari berhaji, mereka mengadakan perlawanan dengan penjajah belanda, baik itu secara langsung atau pun tidak langsung.
Dari masa ke masa di zaman penjajahan belanda itu, banyak orang mengadakan perlawanan sekembalinya dari ibadah haji, belanda menyadari hal itu sebagai ancaman buat mereka.
Maka pada tahun 1903, di buatlah peraturan staatsblad, yang mengharuskan, orang yang pergi haji dan sekembalinya ke indonesia, harus di beri tanda khusus, yaitu penambahan huruf ''H'' di depan nama orang yang baru saja pulang dari ibadah haji.
yang bertujuan, untuk membatasi dan mengawasi gerak gerik dalam berdakwah di wilayah kekuasaan belanda saat itu.
segala sesuatu atau tindak tanduk yang berhubungan dengan penyebaran agama islam kala itu, harus meminta izin dulu dengan pemerintahan belanda.
belanda sangat takut, apabila nanti muncul kekompakkan di antara masyarakat, yang mengakibatkan pemberontakan.
tak hanya itu, belanda pun mengkhususkan pulau cipir (pulau onrust) di kepulauan seribu, dijadikan pintu gerbang, lalu lintas haji indonesia, agar memudahkan mereka dalam pemantauan.
banyak tuan tuan haji yang tidak dapat bertemu kembali dengan keluarganya sekembali dari tanah suci, karena di curigai oleh pemerintahan belanda.
Sekarang orang berhaji, tidak perlu lagi berbulan bulan untuk bisa sampai ke tanah suci, cukup hanya hitungan jam sudah sampai di negara tujuan, kapal laut sudah tidak lagi menjadi pilihan, karena sudah banyak pesawat terbang yang bisa memangkas lamanya waktu perjalanan.
Dan juga,
penjajah belanda sudah lama hengkang dari negara kita tercinta, kita sudah merdeka, tidak ada lagi yang mengawasi orang orang yang pergi haji.
Masih perlukah gelar haji di zaman sekarang..?
satu yang patut di ingat,
bahwa ibadah,tidak meninggalkan gelar........